Popular Post

Archive for 2015

Belajar Public Speaking Bersama Mr. Justin

By : Temichiro
“What is your favorite food?” Tanya Mr. Justin kepada peserta didik kelas VI SD Tarakanita Citra Raya. Jawaban mereka pun bermacam-macam. Ada yang menjawab,”My favorite food is hot dog.” Ada yang menjawab,”My favorite food is doughnut.” Dan masih ada jawaban lainnya. Ini gambaran sekilas yang terjadi selama peserta didik kelas VI SD Tarakanita Citra Raya mengikuti pembelajaran sehari di SMP Tarakanita Citra Raya (18/9) dalam rangka kegiatan trial class. Peserta didik SD begitu menikmati kegiatan ini. Ini mungkin juga karena didukung oleh guru yang atraktif dan ruangan yang nyaman.

Dalam pembelajaran ini, Mr. Justin yang merupakan kewarganegaraan Kanada (native speaker) menempel beberapa gambar jenis makanan. Secara urut, peserta didik maju. Peserta didik yang di depan kelas menunjuk anak yang duduk di tempat duduk dan memberikan pertanyaan berkaitan dengan gambar. Jika mereka menjawab dengan benar, maka anak tersebut bergantian maju menggantikan temannya. Demikian seterusnya. Dengan demikian setiap anak mendapatkan pengalaman belajar. 

Peserta didik kelas VI SD Tarakanita Citra Raya merasa sangat senang belajar public speaking ini. Bahkan salah satu kelas yang mendapatkan giliran terakhir belajar Public Speaking ingin belajar terus padahal waktu belajar sudah habis. Mr. Justin dengan gayanya yang “cool” bisa memberikan pembelajaran yang menarik. Dengan sabar dia mengulang-ulang kata-kata dalam bahasa Inggris sampai peserta didik paham dan mengerti maksudnya.

Peserta didik semakin senang ketika di akhir pembelajaran mereka diberi hadiah dan kue. Meskipun hanya diberi kue satu dan mainan kecil-kecil, mereka terlihat semakin bersemangat. “Good bye Mr. Justin, see you next time,” demikian salam terakhir dari peserta didik SD Tarakanita Citra Raya kepada Mr. Justin. (AGK)
Tag : ,

Kedatangan Peserta Didik SD Tarakanita Citra Raya

By : Temichiro
Lagu “Laskar Pelangi” dan “Rayuan Pulau Kelapa” dimainkan dengan alat musik angklung begitu terdengar rancak dan dapat menggugah semangat. Alunan musik yang diaransemen oleh Miss Novi ini dimainkan di halaman upacara SMP Tarakanita Citra Raya (18/9) dalam rangka menyambut peserta didik kelas VI SD Tarakanita Citra Raya yang akan belajar sehari di SMP Tarakanita Citra Raya. Upacara penyambutan berlangsung begitu meriah. Peserta didik kelas VI SD Tarakanita Citra Raya begitu datang, baris dengan rapi dengan dipandu oleh Pengurus OSIS SMP Tarakanita Citra Raya. Mereka terlihat begitu senang dengan penyambutan ini.

Dalam upacara penyambutan ini, Suster Imelda CB selaku pemerhati PKT (Pendidikan Karakter Tarakanita)  di Sekolah Tarakanita Wilayah Tangerang memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Suster mengatakan bahwa beliau sangat bangga terhadap peserta didik Kelas VI SD Tarakanita Citra Raya. Lebih lanjut Suster Imelda mengatakan bahwa agar anak-anak mendapatkan pendidikan secara berkelanjutan alangkah lebih baik bila dari SD Tarakanita nantinya dapat belajar di SMP Tarakanita, setelah SMP Tarakanita dapat melanjutkan ke SMA Tarakanita, demikian seterusnya. Dengan demikian secara berkelanjutan pula pendidikan karakter akan terbentuk. 

Selain Suster Imelda, CB, Kepala Sekolah SMP Tarakanita Citra Raya, Y.B. Wardjono, S. Pd. Dalam sambutannnya mengatakan bahwa kesempatan ini merupakan kesempatan yang paling baik di mana peserta didik SD Tarakanita Citra Raya bisa lebih mengenal SMP Tarakanita Citra Raya, mulai dari pengenalan lingkungan sampai mengenal pembelajaran. Dengan mengenal lebih dekat SMP Tarakanita Citra Raya, maka peserta didik menjadi lebih tahu bagaimana sebenarnya SMP Tarakanita Citra Raya ini.
Sebagai puncak penyambutan, peserta didik kelas VI SD Tarakanita Citra Raya diberi suguhan yang menarik berupa performance dance SMP Tarakanita Citra Raya. Kelompok dance yang ditampilkan ini pernah menjadi juara 2 lomba dance se-MPK Keuskupan Agung Jakarta. Dengan diiringi musik yang rancak, para dancer menunjukkan kelincahan mereka.

Di akhir acara penyambutan, peserta didik kelas VI SD Tarakanita Citra Raya dengan diantar oleh pengurus OSIS menuju ke ruang pembelajaran yang sudah disiapkan. (AGK)
Tag : ,

Sosialisasi PKT di SMP Tarakanita Citra Raya

By : Temichiro
Yayasan Tarakanita mengeluarkan buku Pendidikan Karakter Tarakanita (PKT). Buku ini diperuntukan bagi peserta didik, guru, dan orang tua. Buku pegangan PKT untuk orang tua disosialisasikan oleh seolah dalam kegiatan parenting kelas VII di Ruang Multimedia SMP Tarakanita Citra Raya (22/9).  Dalam awal sosialisasi PKT, Ibu Kismi (WKS Kurikulum) menyampaikan bahwa karakter seseorang dapat terbangun melalui observasi (mengobservasi setiap perilaku orang dewasa), imitasi (menirukan perilaku tersebut menjadi perilakunya), habit (kebiasaan menonjol), sifat (kebiasaan menonjol), dan karakter (penampakan diri seseorang). Dalam konteks Tarakanita, pendidikan karakter haruslah berakar dan berangkat dari semangat cinta kasih tanpa syarat yang berbelarasa.

Lebih lanjut, Ibu Kismi menyampaikan secara garis besar isi buku PKT untuk orang tua. Hal-hal yang disampaikan lebih pada peran orang tua dalam ikut serta membentuk karakter anak. Lingkungan sosial yang dikenal anak pertama kali adalah keluarga. Pengenalan nilai, norma, dan kebiasaan pertama kali diterima anak dari keluarga. Pengaruh sosialisasi dan inkulturasi yang berasal dari keluarga sangat besar bagi pembentukan dan perkembangan anak. Dalam menanamkan disiplin, nilai, norma, kebiasaan dasar, peranan keluarga sangat besar. Fungsi keluarga sebagai sarana pewarisan budaya dapat berkurang apabila hubungan orang tua dengan anak tidak lagi mendalam karena berbagai tuntutan ndan kebutuhan hidup. Kebiasaan-kebiasaan baik di sekolah yang dilakukan guru, pelaku pendidikan yang lain di sekolah membantu anak untuk menginternalisasikan nilai-nilai dalam dirinya. Kebiasaan menghargai orang lain, disiplin waktu, menerima tanggung jawab, berbagi dengan teman, memberi perhatian kepada teman, adalah contoh-contoh yang membantu anak untuk menginternalisasikan nilai tersebut dalam dirinya. Tentunya kalau nilai yang dialami di sekolah sinkron dengan nilai yang dialami di rumah. Pentingnya pendidikan karakter yang ditanamkan di sekolah dan dihidupi oleh para guru hendaknya juga ditanamkan di rumah dan dikembangkan serta dihidupi oleh keluarga di rumah.

Peran orang tua dalam mendukung dan mengembangkan karakter anak sangat besar. Yayasan Tarakanita mengembangkan nilai-nilai karakter Tarakanita dengan sebutan Cc5 Plus (Compassion, celebration, competence, conviction, creativity, community, KPKC/Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan, Kedisiplinan, dan kejujuran). 


Peran orang tua dalam mengembangkan nilai Compassion antara lain: Anak diingatkan dan didampingi untuk melakukan pekerjaan sehari-hari secara mandiri (mandi, makan, menyiapkan peralatan sekolah); anak diingatkan untuk berdoa bagi dirinya dan orang lain; anak diarahkan mau membantu meringankan pekerjaan keluarga; anak dituntun agar mau menyisihkan uang jajan untuk kegiatan sosial; anak dilatih untuk rela menghibur anggota keluarga yang sedih; anak dilatih untuk berbagi ilmu pengetahuan. Peran orang tua dalam mengembangkan nilai celebration antara lain: anak perlu diberi kesadaran bahwa potensi yang mereka miliki adalah anugerah Tuhan secara cuma-cuma dan hendaknya selalu dikembangkan. Sikap ugahari, kemampuan untuk mengaktualisasikan diri dan memuaskan keinginan secara seimbang melalui cara yang tepat. Tantangan yang besar untuk menjalankan semangat ugahari adalah pengaruh dari teman sebaya, konsumerisme, dan hedonisme. Peran orang tua dalam mengembangkan nilai competence antara lain:  anak membuat jadwal belajar sendiri, ada pembelian buku referensi yang mendukung belajar anak, anak diajak diskusi secara ilmiah. Peran orang tua dalam mengemnagkan nilai creativity antara lain: : memberikan kesempatan anak untuk mengutarakan pendapat, berimajinasi, mencoba hal-hal baru; memberi respon yang positif dan membangun terhadap gagasan; mendukung dan memfasilitasi perkembangan bakat dan minat anak; melatih anak agar memiliki keteguhan hati dan berani mengambil resiko. Peran orang tua dalam mengembangkan nilai community antara lain: ayah ibu rukun, saling menyayangi; anak menghormati orang tua; kakak dan adik saling menyayangi; terbuka dan saling memaafkan.  Peran orang tua dalam mengembangkan nilai KPKC antara lain: orang tua menjadi model dan teladan menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan sehat; ortu menjadi model menjaga kualitas tanah, air, dan udara di lingkungan sekitar rumah; menanamkan pelestarian alam; anggota keluarga dibiasakan menghemat air; keluarga menyediakan sampah organik dan an-organik; memanfaatkan barang bekas yang layak pakai; peduli terhadap orang lain yang terkena bencana. Peran orang tua dalam mengembangkan nilai Kedisiplinan antara lain: Menetapkan dan mentaati batasan-batasan di dalam rumah (waktu belajar, menonton tv, bermain gadget, dll); membiasakan anak untuk merapikan, menempatkan alat-alat milik mereka sendiri; membiasakan anak untuk tertib dan mengantri; membiasakan anak untuk memilah sampah; membiasakan anak untuk izin ketika hendak melakukan aktivitas; memperkenalkan anak pada berbagai jenis aturan; memfasilitasi waktu belajar anak. Contoh orang tua untuk mengembangkan nilai Kejujuran antara lain: memberi contoh tidak berbohong; menanyakan hasil ulangan kepada anak (bisa juga mengkonfirmasikan kepada guru); menanyakan tugas yang harus dikerjakan; mengajari anak untuk selalu bersikap terbuka; menanyakan dengan strategi ‘kasih’ kepada anak supaya mau terbuka; membiasakan diri untuk mengakui kesalahan.

Kegiatan sosialisasi buku PKT Tarakanita  berlangsung dengan baik. Ada beberapa dari orang tua yang mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan penerapan Pendidikan Karakter di sekolah. Ada juga yang menyampaikan pengalaman mereka pada saat mendampingi anak-anak di rumah. Para orang tua peserta didik menyambut baik buku PKT ini. Semua berharap bahwa dengan adanya buku PKT ini bisa menjadi salah satu referensi bagi orang tua dalam mendampingi anak-anak. (AGK)
Tag : ,

Day of Solidarity ( DOS )

By : Temichiro
Dalam rangka meningkatkan kepekaan dan kepedulian para peserta didik terhadap lingkungan dan sesama, para siswa kelas IX KPKC telah melaksanakan Day of Solidarity (DOS) di Gedung Damian, Gereja St. Odilia, Citra Raya. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu (12/09). Dalam kegiatan ini, para siswa mengadakan kerja bakti membersihkan lingkungan Gereja St. Odilia, Citra Raya. 

Sebelum melaksanakan kegiatan, para siswa telah mengumpulkan dana untuk membantu pelaksanaan kegiatan. Dana ini dikumpulkan secara sukarela dengan menyisihkan sebagian dari uang sakunya. Pengumpulan dana ini dilaksanakan setiap Hari Selasa dan Kamis pada bulan Agustus 2015.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 06.30 hingga pukul 08.00 ini berlangsung dengan baik. Seluruh peserta didik terlibat aktif dalam membersihkan Gedung Damian, salah satu gedung di Gereja St. Odilia, Citra Raya. Semua siswa berkumpul di halaman gereja dengan segala perlengkapan yang mereka bawa masing-masing. Beberapa siswa membawa sapu, pengki, kain dan gagang pel, serta ember. Sedangkan para siswa yang lain membawa lap/kanebo.

Setelah mendapatkan pengarahan dari wali kelas, seluruh peserta didik menuju ke lokasi masing-masing. Beberapa peserta didik membersihkan area lantai 1, beberapa peserta didik yang lain membersihkan area lantai 2, dan hampir setengah dari peserta didik membersihkan area lantai 3, yang ruangannya paling luas dari ketiga lantai yang ada.

Mereka memulai kegiatannya dengan menyapu lantai dan mengelap kaca, pintu, meja dan kursi di beberapa ruangan yang tidak terkunci serta selasar. Setelah itu, secara bergantian para peserta didik mengepel ruangan yang ada. Karena keterbatasan jumlah kain dan gagang pel, para peserta didik pun berinisiatif untuk menggunakan lap yang dibawanya untuk mengepel ruangan, dengan harapan untuk mempercepat proses pengepelan.

Inisiatif itu pun membuahkan hasil yang baik. Ruangan yang cukup luas dapat dibersihkan dalam waktu yang cukup singkat tersebut. Antusiasme dan semangat para peserta didik dalam melaksanakan kegiatan ini sungguh mencerminkan kepedulian mereka terhadap lingkungan, terutama lingkungan gereja.

Setelah itu, para peserta didik istirahat sejenak di area parkir gereja sambil beramah tamah. Kekompakan mereka dalam kegiatan ini menunjukkan rasa solidaritas dan kerja sama yang baik di kelas IX KPKC.
Tag : ,

Pos Halang Rintang Saat Hiking

By : Temichiro

“Pelan-pelan nariknya...”, “angkat bareng-bareng”, demikian ucap beberapa peserta kegiatan hiking saat berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kakak pembina di pos halang rintang. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu (15/8) diselenggarakan di sekolah dan lingkungan sekitar SMP Tarakanita Citra Raya.

Diawali dengan upacara pembukaan, seluruh peserta didik kelas 7 SMP Tarakanita Citra Raya, yang terdiri dari 6 regu putera dan 6 regu puteri, melaksanakan kegiatan hiking dengan penuh semangat. Setiap regu harus menyelesaikan tugas di 5 pos yang telah ditentukan dengan berjalan bersama, dari sekolah menuju lingkungan sekitar SMP Tarakanita Citra Raya, hingga kembali lagi ke sekolah. Kelima pos tersebut terdiri atas pos pemecahan sandi, baris-berbaris, pengenalan indera, pengenalan budaya bangsa, dan halang rintang.

Dalam pos halang rintang setiap regu ditantang untuk menyelesaikan satu tugas. 6 orang dari setiap regu bisa bermain, sedangkan anggota yang lain bisa membantu memberikan aba-aba. Dengan 6 tali yang diikatkan pada sebuah pipa, mereka harus membawa bola yang diletakkan di atas pipa, dari garis start menuju garis finish, tanpa jatuh. Mereka pun harus melewati 2 rintangan. Rintangan pertama yakni seutas tali yang membentang rendah, yang mengharuskan mereka untuk mengangkat pipa agak tinggi. Sedangkan rintangan kedua adalah seutas tali yang membentang setinggi pinggang, yang mewajibkan mereka berjalan merunduk. 

Hampir semua regu mengalami kesulitan saat berusaha mengangkat bola untuk yang pertama kali. Perlu keseimbangan yang sangat baik agar bola tidak jatuh. Mempertahankan bola dalam keadaan yang seimbang saat berjalan pun merupakan hal yang tidak mudah. Beberapa regu bahkan harus mengulang 1, 2, 3 bahkan lebih dari 5 kali sebelum akhirnya berhasil menyelesaikan tantangan ini. 
“Horee....” sorak sorai beberapa regu saat telah berhasil menyelesaikan tantangan di pos ini. Banyak hal tentunya yang mereka pelajari dari pos ini. Kerja sama, kesabaran, ketelitian, serta strategi yang baik mutlak diperlukan untuk menyelesaikan tantangan di pos halang rintang.
Setelah melakukan refleksi dan istirahat makan siang, seluruh peserta hiking mengikuti upacara penutupan. “Capek, tapi senang.” Demikian ungkapan beberapa peserta hiking kali ini.
Tag : ,

Lomba Hut RI ke - 70

By : Temichiro
Rangkaian kegiatan, seperti lomba-lomba menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 di SMP Tarakanita Citra raya tengah dilaksanakan. Lomba tarik tambang dan estafet busana adalah dua lomba yang telah diselenggarakan pada hari Jumat (14/8). 

Kegiatan lomba dipusatkan di lapangan rumput dan lapangan basket SMP Tarakanita Citra Raya. Setelah mengikuti gladi bersih upacara dalam rangka HUT RI ke-70, semua peserta didik berkumpul untuk menyaksikan dan mengikuti lomba. 

Dikoordinir oleh para pengurus OSIS SMP Tarakanita Citra Raya dan Bapak Bambang sebagai wasit, lomba tarik tambang berlangsung sangat meriah. Setiap kelas mengirimkan 8 orang peserta untuk masing-masing tim puteri dan putera. Cuaca berawan cukup mendukung suasana lomba yang berlangsung di siang hari tersebut. Dengan penuh semangat masing-masing tim menarik tambang dan mempertahankan posisinya agar tak tertarik oleh tim lawan. Para supporter pun tak kalah semangatnya. Dengan sorak sorai mereka memberikan semangat kepada para peserta. 

Tak hanya badan besar, tenaga yang besar, namun kekompakan dan strategi yang tepat diperlukan untuk dapat mengalahkan tim lawan. Hasilnya, kelas IX KPKC, Kelas VIII Community, dan Kelas VII Competence tampil sebagai juara 1, 2, dan 3 berturut-turut dari tim puteri. Sedangkan dari tim putera, tampillah  sebagai kelas IX Kejujuran, kelas VIII Conviction, dan VII Competence sebagai juara 1, 2, dan 3 secara berturut-turut.

Setelah lomba tarik tambang usai, kehebohan berpindah ke lapangan basket yang menjadi tempat pelaksanaan lomba estafet busana. Setiap kelas mewakilkan 7 orang peserta didik untuk mengikuti lomba ini. Secara bergantian satu peserta berlari ke meja untuk mengambil atau mengenakan satu jenis barang atau busana. Setelah itu kembali berlari ke timnya untuk mengoper barang dan busana yang dibawa/dikenakannya untuk dipakai oleh peserta kedua. Begitu seterusnya sampai semua busana/barang yang disediakan oleh panitia selesai digunakan dan diambil oleh peserta ketujuh. Untuk memenangkan lomba ini, tim dari masing-masing kelas harus menjadi yang paling cepat menyelesaikan tantangan tersebut. Tampillah kelas IX Kedisiplinan sebagai juara I, Kelas VII Competence sebagai juara II, dan Kelas VIII Conviction sebagai juara III.
Tag : ,

Bakti Sosial ( Baksos)

By : Temichiro
Peserta didik kelas 8 Creativity SMP Tarakanita Citra Raya telah melakukan Bakti Sosial (Day of Solidarity) di Panti Asuhan Bakti Luhur, Citra Raya (2/5/2015). Sebagai bentuk kepedulian (solidarity) dan bela rasa (compassion), para peserta didik kelas 8 Creativity, didampingi oleh Wali Kelas, datang untuk menghibur dan menyerahkan bantuan kepada anak-anak di panti Asuhan Bakti Luhur.

Disambut oleh Wakil Kepala Sekolah Bakti Luhur dan Ibu Sari, salah seorang guru di sekolah tersebut, para peserta didik pun menuju ke aula Sekolah Bakti Luhur. Setelah menunggu beberapa saat, anak-anak Sekolah Bakti Luhur pun datang satu per satu ke aula, dengan mengenakan pakaian seragam Pramuka, karena mereka memang baru saja selesai melaksanakan kegiatan Pramuka. Beberapa dari mereka langsung duduk di tempat yang telah disediakan, ada yang berjabat tangan dengan para peserta didik dari Kelas 8 Creativity, ada pula beberapa anak yang harus didampingi secara intensif oleh para guru. Total anak yang hadir sekitar 40 orang.

Acara pun dimulai oleh Viriyan dan Keke, sebagai MC. Setelah dibuka dengan doa, Michelle, selaku perwakilan dari panitia memberikan sambutan. Acara dilanjutkan dengan menyanyi bersama. Layaknya acara sekolah minggu, beberapa buah lagu pun didendangkan oleh para siswa 8 Creativity dengan diiringi gitar dan kahon. Beberapa anak dari Sekolah Bakti Luhur pun ikut bernyanyi bersama.

Viriyan dan Keke pun melanjutkan acara dengan quiz. Beberapa pertanyaan diajukan, beberapa anak aktif menjawab. Bagi yang menjawab pertanyaan dengan benar, mendapatkan hadiah. Acara berikutnya adalah games. Sebagian besar anak Sekolah Bakti Luhur pun mengikuti games ini, dan akhirnya majulah 6 orang anak sebagi pemenang. 

Acara berlangsung cukup meriah. Dua kelompok anak dari Sekolah Bakti Luhur pun tampil di atas panggung untuk menari bersama. Didampingi oleh seorang guru, mereka pun melakukan gerakan yang cukup kompak. Tak mau ketinggalan, beberapa peserta didik kelas 8 Creativity pun menampilkan kebolehannya menyanyi bersama.

Setelah itu, tibalah waktunya penyerahan hadiah bagi para pemenang games dan dilanjutkan dengan foto bersama. Sebelum berpamitan, panitia dari Kelas 8 Creativity menyerahkan bingkisan kepada masing-masing anak di Sekolah Bakti Luhur. Panitia juga menyerahkan sumbangan kepada Wakil Kepala Sekolah Bakti Luhur.
Tag : ,

Ujian Praktek

By : Temichiro
Ujian Praktik Bahasa Inggris telah diselenggarakan oleh para peserta didik kelas IX SMP Tarakanita Citra Raya pada hari Kamis dan Jumat, 25 - 26 Maret 2015 di Ruang Multimedia. Dalam Ujian Praktik ini, para peserta didik menampilkan cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia dalam bentuk drama dengan menggunakan Bahasa Inggris. 

Dalam kelompok yang terdiri dari 6 - 7 orang, para peserta didik telah terlebih dahulu mengambil undian untuk menentukan judul cerita yang akan mereka bawakan. Beberapa cerita rakyat yang ditampilkan yakni Prince Pande Gelang and Princess Cadasari (cerita rakyat Banten), Cindelaras (cerita rakyat Jawa Timur), Kepar (cerita rakyat Aceh), Bujang Katak (cerita rakyat Bangka Belitung),Sigarlaki and Limbat (cerita rakyat Sulawesi Utara). Melalui ujian praktik ini, diharapkan para peserta didik mampu menggali bakat dan minat mereka, tak hanya untuk menunjukkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris, namun juga mengembangkan kreativitas di bidang seni dan peran.

Lewat sentuhan kreatif para scriptwriter dari masing-masing kelompok, cerita yang dipentaskan nampak semakin menarik. Bahkan beberapa kelompok mengemasnya dalam bentuk komedi. Para guru penguji dan teman-teman dari kelompok lain pun nampak menikmati penampilan setiap kelompok, yang memiliki jalan cerita yang tidak terduga dan juga cerita yang menarik. 

Berbagai properti dan kostum pun disiapkan demi menunjang penampilan masing-masing kelompok. Beberapa kelompok juga memanfaatkan LCD untuk membuat background cerita dan sound system untuk menambah efek suara, sehingga menambah penampilan mereka semakin hidup.

Dalam ujian ini, penampilan setiap kelompok disaksikan oleh dua orang guru penguji, yakni Sir Jon dan Miss Tya, serta kelompok-kelompok lainnya secara bergantian. Beberapa adegan dan dialog para pemain drama pun tak jarang membuat para guru penguji dan para penonton tertawa. 

Tepuk tangan seluruh peserta didik kelas IX menutup Ujian Praktik Bahasa Inggris ini, yang sekaligus menutup serangkaian Ujian Praktik SMP Tarakanita Citra Raya Tahun 2014/2015.
Tag : ,

Family Gathering

By : Temichiro
“Ayo terus kipas balonnya….Ayo… Ayo…. Giring terus…” Itulah teriakan para supporter lomba kipas balon dalam kegiatan family gathering peserta didik kelas VIII SMP Tarakanita Citra Raya (25/10). Peserta lomba kipas balon yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak ini terlihat begitu semangat dalam mengipasi balon menuju garis finish. Para peserta begitu kompak menggiring balon mereka.

Kegiatan ini diadakan di lapangan basket. Bisa dibayangkan, lapangan basket yang begitu panas dan arah angin yang tidak tentu arah membuat para peserta kerepotan dalam menggiring balon. Ada balon yang baru sampai tengah lapangan sudah meletus. Ada balon yang terbang berlawanan arah dengan garis finish. Ada pula balon yang melayang di udara sehingga peserta harus lonjak-lonjak agar bisa meraih balonnya kembali. Pemandangan yang lebih lucu lagi ketika ada beberapa balon yang bergerak keluar lapangan. Anehnya, tanpa mengenal lelah, para peserta mengejar balon tersebut sampai kebun. Peristiwa ini membuat seluruh supporter tertawa terpingkal-pingkal.

Lomba kipas balon ini ternyata bisa menjadi ajang keakraban bagi semua peserta. Di antara mereka bisa lebih saling mengenal satu sama lain. Di antara peserta, ternyata yang lebih semangat justru ibu-ibu. Mereka dengan gigih menggiring bola sampai garis finish. Sebagai juara dalam perlombaan ini antara lain: juara I keluarga Tiffany, juara II keluarga Imel, juara III keluarga Dea, dan juara IV keluarga Arya. 

Di akhir kegiatan, mereka mendapat hadiah dari panitia. Sebagian hadiah lomba berupa peralatan rumah tangga.
Tag : ,

- Copyright © TCR STAR - TCR STAR - Powered by Blogger - Designed by Titus Rangga -